JAKARTA, suryametro.id – Pemerintah melalui Kementerian Sosial atau Kemensos mengadakan program bantuan sosial atau bansos selama pandemi Covid-19. Kementerian Keuangan menambah anggaran bansos tunai (BST) sebesar Rp 6,14 triliun.
Program bansos ini akan dibagikan mulai bulan Juli 2021 kepada 10 juta keluarga di 34 provinsi. Untuk perpanjangan penyaluran bansos selama 2 bulan ini, keluarga penerima manfaat akan mendapat bantuan tiap bulan Rp 300.000.
Lalu bagaimana cara mengecek data penerima manfaat bansos tersebut?
Akun Instagram resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika @kemenkominfo menjelaskan, saat ini bansos dari Kemensos sedang dalam tahap penyaluran. Data penerima bansos dapat dicek dengan mengunjungi situs web https://cekbansos.kemensos.go.id dan menginput informasi yang diminta.
“Sistem akan membandingkan nama Penerima Manfaat (PM) dan wilayah yang diinput dengan nama yang ada pada database,” tulis pihak Kemenkominfo pada Kamis, 29 Juli 2021.
Tempo merangkum sejumlah langkah yang perlu diambil untuk mengetahui data penerima manfaat bansos dari Kemensos dari akun Instagram Kemenkominfo. Berikut 7 langkah tersebut:
1. Buka https://cekbansos.kemensos.go.id di browser
2. Masukkan data domisili seperti Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Desa atau Kelurahan
3. Masukkan nama penerima manfaat bansos sesuai KTP
4. Konfirmasi dengan memasukkan delapan huruf kode, dipisah degan spasi, yang tertera dalam kotak kode.
5. Kode ini biasanya disusun secara berdekatan. Jika tidak jelas, klik ikon refresh di kotak kode untuk mendapatkan huruf kode baru.
6. Setelah melakukan langkah-langkah di atas, selanjutnya klik “CARI DATA”.
7. Sistem akan membandingkan nama PM dan wilayah yang diinput dengan nama yang ada pada database Penerima Manfaat bansos Kementerian Sosial.
“Hati-hati dengan situs palsu yang mengatasnamakan Kementerian Sosial,” tulis Kemenkominfo.
Namun ketika Tempo mencoba akses laman Kemensos tersebut pada Ahad pagi, 1 Agustus 2021, ada kendala yang dihadapi. Misalnya, ketika memasukkan data domisili seperti Provinsi atau Kabupaten, seperti “Riau”, nama wilayah yang dimaksud tidak ditemukan alias not found. Saat dicek menggunakan perangkat lain, juga terjadi kasus serupa.
Keluhan lain juga disampaikan warganet lewat kolom komentar postingan Kominfo tersebut. Salah satunya mengeluhkan opsi input nama lengkap sesuai KTP dinilai tidak efektif.
Pasalnya, banyak warga yang memiliki kesamaan nama di wilayah yang sama. Salah satu pengguna Instagram @Hikmatsyah99 mengaku kebingungan saat mendapati tiga nama yang sama.
“Tolong perbaiki untuk pengecekannya, namanya ada 3 dengan nama sama, walaupun ada umur tolong ditambah fitur melihat data yang lebih lengkap baik no belakang KK atau alamat,” tulis akun tersebut.
Hal serupa juga dikeluhkan oleh akun @btsarmny_4rever, “Sebaiknya saat menampilkan data tampilkan jg nomor ktp nya. Pencarian berdasarkan nama, pas muncul banyak nama yg sama dan hanya dengan umur saja. Dpt menimbulkan ketidakjelasan,” tulisnya.
@Re_try19 kemudian membalas komentar @btsarmy_4rever, menurutnya menampilkan nomor KTP rawan disalahgunakan, “Kalo nampilin ktp rawan disalahgunakan,” tuturnya.
Sementara itu @ssaputra26_ merasa bingung lantaran saat melakukan pengecekan, namanya terdata, namun tidak dapat undangan. Sementara ada beberapa orang yang namanya tidak terdata sebagai Penerima Manfaat bansos, namun mendapat undangan.
“Udah d cek nama ada tapi gk dapet undangan, sementara yang tidak ada data nya di web bansos mereka dapet undangan nya. Sebenarnya yg jadi panutan itu lembar undangan itu apa data yang dri web???” kata warganet dengan akun @ssaputra26_ tersebut.
Sumber: Tempo.co