KENDARI, suryametro.id – Susahnya mendapatkan minyak goreng dan harga harga jualnya yang cukup tinggi, membuat rebutan minyak goreng tidak dapat terhindarkan. Bahkan sejak beberapa minggu terakhir, sejumlah distributor minyak goreng di Sultra juga mengalami kekurangan stok.
Menanggapi susahnya mendapatkan pasokan minyak goreng, Gubernur Sulta Ali Mazi menanggapi rebutan minyak goreng yang didominasi para ibu rumah tangga merupakan fenomena yang lucu. Pasalnya, hampir diseluruh wilayah Sultra merupakan penghasil kepala yang cukup melimpah.
“Kenapa tidak mau buat sendiri saja minyak goreng, itu banyak kepala. Zaman dulu di Sultra ini tidak ada yang beli-beli minyak goreng, mereka bikin sendiri. Kan gampang, tinggal ambil kelapa, parut, peras santannya, dimasak sampai keluar minyaknya. Murah, praktis, wangi juga, higienis, rendah kolestrol dan sehat untuk dikonsumsi,” kata Ali Mazi.
Namun demikian, terkait susahnya pasokan minyak goreng di Sultra, bersama Perum Bulog dan sejumlah pihak terkait, Ali Mazi bakal menggelar rapat koordinasi untuk menuntaskan masalah minyak goreng tersebut.
Apalagi dengan harga jual yang masih tinggi disejumlah pasar tradisional, dikhawatirkan akan terus berkelanjutan hingga jelan bulan Ramadhan.
“Kalau ada masalah, kami tidak akan tinggal diam. Hanya saja untuk saat ini, buat minyak goreng sendiri dari kelapa adalah langkah yang tepat,” kata Ali Mazi menutup.
Sebelumnya, melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra), telah mengintervensi pasar dengan melakukan operasi pasar murah untuk menjual minyak goreng seharga Rp12.500 per liter sejak Kamis (03/03/2022). Namun, hal itu rupaya belum bisa meredam gejolak harga dan kelangkaan salah satu kebutuhan pokok rumah tangga itu.
Editor: Adhil