JAKARTA, suryametro.id – Pembatasan penggunaan bahan bakar subsidi RON 90 alias Pertalite dan Solar oleh Pertamina saat ini tengah ramai dibicarakan.
Alasannya, tidak lain lantaran Pertalite merupakan bahan bakar bensin paling banyak digunakan sebab terjangkau setelah Premium yang perlahan mulai punah.
Menurut Pertamina, pembatasan pembelian Pertalite akan dilakukan buat mobil dan motor kapasitas mesin tertentu.
Pembatasan penggunaan Solar juga terkena imbasnya. Bakal mobil acuannya, yakni mesin di atas 2.000 cc, sementara motor di atas 250 cc.
Berikut ini kami rangkum soal fakta mobil dan motor dilarang pakai Pertalite.
Kapasitas mesin
Seperti dijelaskan sebelumnya, acuan pembelian Pertalite bagi kendaraan mengacu pada kapasitas mesin tertentu.
Sebelumnya, BPH Migas menyebut alasan mesin di atas 2.000 cc tidak boleh memakai Pertalite karena mesin tersebut dinilai lebih boros.
“Memang pada saat kami membahas banyak perdebatan dan kami sampai pada kesimpulan akan ditetapkan pada cc-nya. Kenapa? Kami melihat konsumsinya karena cc-nya besar maka akan mengonsumsi BBM yang banyak dan mereka itu dirancang untuk tidak konsumsi Pertalite dengan
spesifikasi mesin dan bahkan lama-lama akan merusak mesin juga,” ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati.
Daftar aplikasi 1 Juli
Pembatasan juga dilakukan sehingga konsumen yang hendak membeli Pertalite harus lewat aplikasi resmi Pertamina, My Pertamina. Pendaftaran selama dua minggu dan dibuka mulai 1 Juli.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan pada 1 Juli adalah masa membuka proses pendaftaran dalam lima provinsi.
Provinsi yang dimaksud, yakni Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
“Iya baru lima provinsi, tapi di masing-masing provinsi berlaku di 10-11 kota/kabupaten,” kata Irto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/6).
Ini artinya belum ada pembatasan yang dilakukan Pertamina bakal pembelian Pertalite. Pembelian bahan bakar jenis ini masih dengan cara lama.
Implementasi pembelian Pertalite dan Solar subsidi menggunakan aplikasi dan website MyPertamina mulai 1 September 2022. Untuk gelombang pertama, Pertamina akan mewajibkan pembelian dengan aplikasi atau website MyPertamina di beberapa daerah.
“Gelombang II nya batu nanti kami akan melihat perkembangan di Pulau Jawa, tapi gelombang II ni mungkin kami rencanakan di pertengahan Agustus atau 1 September,” ucap Ega, Rabu (29/6).
Aplikasi mencocokkan data
Pendaftaran ke aplikasi juga dimaksudkam bakal mengumpulkan data untuk calon pembeli Pertalite. Data ini nantinya dicocokkan antara NIK serta STNK yang dimiliki pelanggan SPBU. Hal ini dilakukan untuk memastikan yang mengkonsumsi Pertalite dan Solar adalah masyarakat berhak.
Oleh karenanya, dalam pendaftaran syarat yang harus dilengkapi adalah NIK, nomor handphone, data kendaraan seperti nomor polisi, kapasitas mesin (CC) serta foto kendaraannya.
Proses uji coba pendaftaran dijadwalkan akan berlangsung selama dua pekan. Setelah itu prosesnya akan ditelaah ulang untuk proses kebijakan selanjutnya.
Bahaya Pertalite buat mesin tertentu
Perlu diketahui Pertalite dikategorikan sebagai bahan bakar RON 90 dam lebih cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 9:1 hingga 10:1. Maka, bila rasio kompresi mesin kendaraan 11:1, namun menggunakan Pertalite maka yang akan terjadi adalah proses pembakaran telat.
Hal ini menyebabkan knocking yang biasanya ditandai gejala tenaga dan torsi berkurang dari biasanya.
Mesin dengan rasio kompresi di atas 10:1 memang lebih dianjurkan menggunakan bahan bakar dengan kadar RON di atas 90 seperti halnya Pertamax.
Selain soal tenaga dan torsi, kandungan zat aditif pada bahan bakar RON tinggi biasanya lebih baik. Zat aditif itu ada yang fungsinya membersihkan endapan kotoran pada mesin sehingga lebih awet.
Kualitas Pertalite yang lebih rendah dari Pertamax juga memungkinkan membuat ruang bakar mesin lebih kotor, terutama pada area injector.
Selain itu gambaran umumnya Pertalite akan menghasilkan emisi lebih kotor ketimbang Pertamax.
Motor menyusul dilarang pakai Pertalite
Sepeda motor mesin 250 cc ke atas akan dilarang menggunakan BBM jenis Pertalite. Aturan ini akan diterapkan usai pelarangan untuk mobil di atas mesin 2.000 cc.
Sumber: CNNIndonesia.com