BAUBAU, suryametro.id – Sebuah video berdurasi singkat, mendadak viral di salah satu akun media sosial dan jadi buah bibir sebagian besar warga Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dalam video itu, terlihat seorang wanita yang belakangan diketahui merupakan istri salah satu anggota Kodim 1413 Buton, sedang melakukan panggilan telepon.
Dipercakapannya itu, oknum ibu Persit tersebut sedang mengatur dukungan untuk salah satu pasangan calon. Dan mirisnya, wanita tersebut menyebut keterlibatan seorang Dandim (tidak menyebutkan Dandim secara detail).
Hasil konfirmasi suryametro.id kepada Komandan Kodim (Dandim) 1413 Buton, Letkol Inf Ketut Janji, S.H secara tegas mengatakan bahwa tidak benar jika dirinya tidak pernah memerintah Persit untuk ikut mendukung salah satu pasangan calon manapun.
Bahkan, apa yang diucapkan ibu dalam video tersebut sangat tidak benar, sebab setelah dikonfirmasi kepada ibu Ybs mengatakan bahwa dirinya stres akibat dari tekanan rekan-rekannya.
“Dandim 1413/Buton secara tegas mengatakan bahwa perintah tentang Netralitas dalam Pemilu Sudah sangat jelas dan telah disampaikan kepada seluruh Prajurit, PNS serta Persit bahwa Netralitas adalah harga mati.” tegas Dandim Buton, Letkol Inf Ketut Janji, S.H saat dikonfirmasi, Sabtu (23/11/2024).
Bahkan sebagai bentuk komitmen menjaga netralitas, seluruh anggota Kodim Buton yang sebelumnya ditugaskan sebagai ajudan maupun asisten pribadi para pejabat daerah, langsung ditarik kembali ke kesatuan sampai pemilu selesai.
“Bahkan saat tugas pengamanan kampanye ataupun Debat serta kegiatan politik pasangan calon, kita melaksanakan tugas sesuai SOP yang berlaku. Kami berkomitmen, menjadikan pemilu aman, damai dan nyaman. Tidak boleh ada satupun anggota TNI terlibat dalam kegiatan apapun sesuai dengan ketentuan Netralitas TNI,” ungkapnya.
Terkait oknum ibu Persit dalam video tersebut, pihak Kodim telah memanggil dan meminta klarifikasi.
Ditempat yang sama, oknum ibu Persit Kodim Buton inisial S-A mengaku menyesal dan meminta maaf ke jajaran Kodim 1413 Buton atas perbuatannya yang dianggap mencederai netralitas TNI di pemilu.
“Apa yang saya sebut dalam video itu yang mengatasnamakan Dandim, itu tidak benar. Itu inisiatif saya sendiri. Karena jujur saja, saya saat itu merasa tertekan karena aktifitas politik yang saya lakukan sendiri. Makanya saya nekat membawa nama Dandim,” ucap S-A menyesal.
“Melalui kesempatan ini, saya secara sadar memohon maaf kepada bapak Dandim 1413 Buton dan seluruh jajaran Ibu Persit. Saya akui itu perbuatan saya sendiri. Dan Pak Dandim itu tidak pernah terlibat seperti apa yang saya katakan dalam video itu,” tutupnya.
Editor: Adhil