
RAHA, suryametro.id – Pasca viralnya sebuah video dan foto yang diunggah oleh Dokter Ruhwati Kadir, salah satu dokter ahli kadungan di RSUD LM Baharuddin Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), terkait kondisi alat medis yang tidak layak belum lama ini, menjadi atensi penting pemerintah daerah.
Berdasarkan postingan itu, Wakil Bupati Muna, Laode Asrafil turun langsung ke rumah sakit untuk memastikan kabar yang viral tersebut.
Dari laporan pihak rumah sakit, apa yang diunggah oleh sang dokter sangat berbading terbalik dengan kondisi yang sebenarnya.
“Baju untuk melakukan operasi di sini (Rumah sakit) ada 7 set sehingga tidak kurang, hanya saja dokter itu (Ruhwati) tidak konfirmasi sama penjaga ruangan, kemarin itu ada tiga orang pasien yang masuk sekaligus, sementara baju yang tersedia hanya dua diruangan itu, namun disebelahnya ada baju sehingga total baju operasi itu ada tujuh set,” jelasnya ditemui di RSUD LM Baharuddin Muna, Jum’at (22/11/2025).
Sementara itu, mengenai benang untuk melakukan operasi sudah tersedia.
“Benang untuk operasi itu ada, sudah disiapin, permintaan benang itu bukan manajemen yang siapkan namun atas permintaan dokter, standar benang seperti apa, semua disiapkan namun hanya saja dokter tidak konfirmasi sama Direktur rumah sakit,” ucapnya.

Sementara itu, Dikonfirmasi mengenai Jarum Jahit Tak Sesuai Prosedur Operasi, Asrafil tidak melihat alat yang tidak sesuai namun menurut penyampaian Direktur bahwa alat yang digunakan sudah sesuai.
“Semua saya konfirmasi mulai baju operasi, benang dan jarum, semua sudah diadakan sesuai standar permintaan dari dokter,” kata Asrafil berdalih.
Untuk diketahui Postingan dokter Ruhwati mengenai Kain Penutup Pasien Kotor dan Robek
Dalam unggahan pertama, sang dokter menunjukkan foto kain penutup pasien yang digunakan saat tindakan operasi. Kain tersebut tampak kotor, kusam, dan beberapa bagian terlihat sobek.
“Ini duk kain penutup pasien kalau kami operasi. Bayangkan warna aslinya apa? Sudah coreng-moreng tak berbentuk, robek tiga. Kejadian pagi ini sudah kejadian ulang berulang…” tulisnya disertai tagar #buktiautentik.
Kondisi kain yang seharusnya steril dan bersih itu menimbulkan kekhawatiran serius terkait standar keselamatan pasien dan tenaga medis.
Jarum Jahit Tak Sesuai Prosedur Operasi
Unggahan berikutnya memperlihatkan sebuah jarum operasi berukuran sangat kecil — sekitar 0,5 cm — yang menurut sang dokter tidak sesuai untuk prosedur operasi yang mereka lakukan.
“Ini jarum ukuran 0.5 cm buat jahit lemak 5–7 cm. Bayangkan kami serasa di-prank habis, dikasih tobat… Padahal yang kami kerja ini justru buat pemasukan RS, buat kalian semua hahaha… Mirisss…” tulisnya.

Penggunaan alat jahit yang tidak sesuai standar operasi berpotensi memperpanjang waktu tindakan, meningkatkan risiko infeksi, dan menyulitkan proses penutupan luka pasien.
Dokter Menunjukkan Sarung Tangan Berlumuran Darah Akibat Ketiadaan Alat Ganti
Dalam unggahan terakhir yang semakin banyak menuai perhatian publik, sang dokter membagikan video dirinya di dalam ruang operasi dengan sarung tangan medis sudah penuh darah. Ia tampak menunjukkan rasa geram karena harus terus bekerja tanpa perlengkapan yang memadai.
“Ini lagi, speechless mi… nonton mi sendiri. Semoga Pak Menteri bisa nonton…” ujarnya dalam video tersebut.

Video ini menimbulkan keprihatinan luas karena menggambarkan risiko langsung terhadap keselamatan tenaga kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Tuntutan Transparansi dan Audit Menyeluruh
Setelah bukti-bukti tambahan tersebut beredar, tuntutan publik agar Pemerintah Daerah Muna, Kementerian Kesehatan, dan Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) turun tangan semakin menguat. Warganet menilai keluhan tersebut bukan lagi persoalan internal, melainkan menyangkut keselamatan pasien dan dugaan kelalaian manajemen RS yang harus segera ditangani.
Bahkan memalui unggahannya, Dokter Ruhwati mengakui sempat mendapatkan pesan ancaman dari sejumlah pihak yang tidak dikenalinya. Namun demikian, dukungan positif tidak sedikit ia dapatkan, baik dari sesama dokter maupun masyarakat.
Penulis: Iman

