JAKARTA, suryametro.id – Mulai pekan ini, Pemerintah resmi memperbarui syarat perjalanan dan masa berlaku swab PCR-antigen bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan domestik.
Syarat perjalanan terbaru yang dikeluarkan Pemerintah ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Satgas Nomor 12 tahun 2021. Ketentuan ini menggantikan sebelumnya yakni SE Nomor 7 tahun 2021.
Dikutip lansir dari detikcom, dalam syarat terbaru yang dikeluarkan Pemerintah, dijelaskan penggunaan alat deteksi dini virus Corona COVID-19 berbasis embusan napas, GeNose, diberlakukan sebagai syarat perjalanan pada seluruh moda transportasi.
Meski GeNose dijadikan opsi untuk menjadi syarat perjalanan termasuk pesawat, berikut plus minus yang perlu diketahui. Apa saja?
Plus
GeNose test merupakan tes skrining COVID-19 yang diciptakan dengan teknologi AI (artificial intelligence) oleh peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tes skrining GeNose teknologi AI ini disebut mampu mendeteksi keberadaan partikel atau Volatile Organic Compound (VOC) yang dikeluarkan oleh orang yang terpapar COVID-19.
Seperti yang diketahui, cara kerja dari GeNose ini tidak sama seperti alat tes PCR (Polymerase Chain Reaction). GeNose tidak mendeteksi keberadaan virus COVID-19 di dalam tubuh secara langsung. Alat ini juga berbeda dengan rapid test antibodi yang mendeteksi respons imun tubuh lewat sampel darah.
Cara kerjanya, hanya mengambil dari hembusan napas mulut kamu ke dalam sebuah kantong dan membuat pengambilan sampel jauh lebih nyaman.
Setelah pengambilan sampel dilakukan, hasil bisa terlihat pada layar monitor dalam bentuk kurva. Dari kurva tersebutlah bisa dilihat apakah sampel membawa virus COVID-19 atau tidak.
Minus
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa tes GeNose ini hanya bersifat sebagai alat skrining saja. Dan tidak menjadi penentu apakah seseorang terinfeksi COVID-19 atau tidak.
“Jadi yang dideteksi di sini bukan virusnya, bukan virus Corona COVID-19. Tapi, yang dideteksi adalah partikel atau senyawa yang memang secara spesifik akan berbeda jika terjadi atau dikeluarkan oleh orang yang mengidap COVID-19,” jelas
Selain itu, peneliti GeNose Dian K Nurputra mengungkap GeNose tidak bisa digunakan disembarang tempat, disebutkan bisa mempengaruhi akurasi GeNose.
“Ada 1-2 hal terkait persiapan mesin di lingkungan. Lingkungan yang nggak bagus itu mempengaruhi mesinnya. Ternyata ruangannya, pengaruh udara yang mengalir ternyata itu mempengaruhi GeNose,” kata Dian
Meski demikian, Dian menjelaskan hal ini sudah bisa diatasi dengan sistem ‘pendeteksi udara’ yang sudah terpasang di tes GeNose.
Jadi, sebelum GeNose digunakan, alat itu akan mendeteksi kondisi udara di lingkungan sekitar secara otomatis, apakah kualitas udara di sini cocok atau tidak. (adm/lma)