BAUBAU, suryametro.id – Kecamatan Sorawolio diproyeksikan sebagai kawasan penghasil jagung di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Rencana besar tersebut, telah masuk dalam program unggulan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau.
Sekertaris Daerah Kota Baubau, Roni Muhtar mengatakan, tanaman jagung dipilih karena dinilai lebih menjanjikan untuk dikembangkan. Apalagi jika dilihat dari latar belakang petani di Sorawolio, hampir sebagian besar merupakan petani ladang serta kontur tanah yang subur, sangat cocok untuk tanaman jagung.
“Selama ini kan ada beberapa kawasan yang ada sawahnya, dan saya kira dari penelitian terakhir Kecamatan Surawolio tidak cocok untuk tanam padi sawah, kecuali padi ladang. Selain itu, penduduk kita disini beda dengan orang Jawa, orang Bugis, orang Bali sebab kita adalah petani ladang. Karenanya, kembali kita ke habitat lama sebagai petani ladang dengan menanam jagung,” ujarnya Roni Muhtar, saat menghadiri kegiatan edukasi pemanfaatan sumber daya lingkungan dengan tanaman obat serta budidaya tanamanan sayuran dimasa pandemi di kantor Kecamatan Sorawolio, Senin (06/09/2021).
Dikatakan, tanaman jagung nantinya bisa variatif, yakni seperti jagung pulut sebagaimana yang telah dikembangkan oleh petani yang ada di Pondidaha Kabupaten Konawe. Sehingga, ke depan untuk menindaklanjuti hal ini, melalui pemerintah Kecamatan Sorawolio, agar mengajak beberapa orang terutama ibu-ibu untuk ke Konawe supaya menyaksikan dari dekat bagaimana di Pondidaha ada jejeran penjual jagung.
Lebih lanjut dikatakan, ini bisa dilaksanakan pula di Kecamatan Surawolio. Apalagi, sarana transportasi dari Kabupaten Buton ke Baubau dan dari Kota Baubau ke Kabupaten Buton sangat ramai, sehingga diharapkan akan menjadi tempat rekreasi di Kecamatan Sorawolio. Karena sepanjang jalan, akan ada yang menjual jagung seperti yang ada di Kecamatan Pondidaha Konawe.
Roni Muhtar mengatakan, bila program pengembangan penanaman jagung sukses, maka Kecamatan Sorawolio akan menjadi pilot project Pemkot Baubau dan akan disokong dengan anggaran, supaya tanam padi di ladang, tanam jagung termaksud juga perikanan untuk program pengembangan ikan air tawar.
Lebih lanjut dijelaskan, arah pembangunan di Kota Baubau periode 2018-2023 yakni menjadikan Kota Baubau sebagai kota yang maju sejahtera dan berbudaya. Baubau harus harus maju dengan wujudnya harus melek informasi teknologi, sehingga saaat ini telah diprogramkan pula Kota Baubau sebagai kota Smart City kota cerdas yang beberapa waktu lalu bersama Bappeda, pihaknya telah berbicara tentang Smart City di forum tingkat kota.
Dikatakan, salah satu contohnya ini dan kalau berhasil, apa yang diperankan sesuai dengan apa disampaikan oleh tim dari UHO itu juga menjadi indicator atau menjadi petunjuk Baubau menjadi kota yang maju, karena ibu-ibunya aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat. Kesempatan yang ada itu dimanfaatkan untuk produktif, yakni menanam bahan-bahan yang sudah diberikan oleh tim dari UHO.
Roni Muhtar mengakui, saat ini Pemkot Baubau juga telah bekerja sama dengan UHO dan telah menyampaikan program dengan pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat. Bahkan dari UHO, telah membagikan bibit tanaman toga dan sayur yang diproduksi, dan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kecamatan Sorawolio. Karena itu ke depan, masyarakat tidak lagi harus ke pasar untuk membeli sayur, sebab sudah ada sayur yang variatif di lahan pekarangan masing-masing.
“Selain itu, harus juga menanam sayur kelor yang sekarang ini sudah luar biasa. Ketika ini dilakukan, Baubau akan menjadi kota maju, masyarakatnya sejahtera lalu berbudaya seperti yang disampaikan Wali Kota Baubau dengan Polima. Sesama kita bertetangga harus bahu membahu saling membantu, saling memperhatikan, saling peduli, saling mendukung. Sehingga kalau semua bersatu maka budaya seperti yang dimaksudkan Wali Kota Baubau dengan Polima itu bisa diwujudkan dan ini untuk ketenangan kita masyarakat Baubau khususnya masyarakat Surawolio,” pungkasnya.
Editor : La Ode Muh. Abiddin