BEM Hukum Unidayan Bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Gelar Dialog Kepahlawanan

74 views
Dok suryametro.id

BAUBAU, suryametro.id – Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Fakultas Hukum Univesitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) bersama Mata Garuda (MG) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar dialog publik di Baruga Laode Malim Unidayan Baubau, dengan mengangkat tema “Kepahlawanan dalam Prespektif Milenial”, Kamis 11 November 2021.

Ketua Panitia Pelaksana, Mega Lestari mengatakan, dialog publik ini bertujuan untuk memberikan dampak positif kepada kaum milenial untuk lebih mengenal secara mendalam mengenai sosok pahlawan.

Bagaimana seseorang dapat disebut sebagai pahlawan, serta bagaimana cara kaum milenial menghargai jasa para pahlawan. Lewat dialog publik dengan narasumber yang begitu luar biasa membuat kaum milenial mengerti apa arti pahlawan yang sebenarnya.

Sementara itu, Ketua BEM Fakultas Hukum Unidayan, Syaban Rasmin menyampaikan, bahwa pemuda agar tidak melupakan indentitasnya sebagai pemantik sendi- sendi perjuangan dalam menyongsong kedaulatan NKRI, mengigat pada tanggal 28 0ktober 1928, pemuda berkumpul untuk menyatakan persatuan dalam tanah air yang sama, bahasa, dan bangsa yang sama yaitu Indonesia.

“Saat peristiwa rengasdengklok pemuda pun berperan penting dalam mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Itu lah identitas pemuda yang harus kita teladani bersama, bahwa sejarah menyatakan bahwa nilai kepahlawanan tidak bisa lepas dari dalam diri pemuda pemudi indonesia, namun dalam seiring berjalannya waktu nilai-nilai kepemudaan yang dikenal dengan integritas, ungulnya moral dan menjunjung tinggi persatuan mulai terdegradasi,” jelasnya.

Dikatakan, salah satu faktor utama yang menyebabkan nilai-nilai itu hilang adalah mudahnya pemuda terprofokasi oleh isu isu hoaks, oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab, yang sibuk mempropaganda yang mengakibatkan pemuda terpecah belah. Mengingat pesan sang proklamator bapak Sukarno menyatakan bahwa, “perlawanan ku lebih mudah karena melawan penjajah namun perlawanan generasi muda lebis sulit karena melawan bangsa sendiri”.

Dok suryametro.id

Syaban menilai, disinilah peran kampus sebagai ruang akademik guna melahirkan kembali identitas pemuda yang dikenal dengan semangat idelismenya, dalam membangun masyarakat madani.

“Semoga dengan terealisasinya kegiatan ini, mampu membangunkan kembali semangat kepahlawanan dalam jiwa mahasiswa guna menghilangkan nepotisme di lingkaran dunia akademik agar dapat terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah swt,” harapnya.

Dalam kegiatan dialog publik dihadiri oleh para narasumber diantaranya, Budayawan Abdul Munafi, Akademisi dan praktisi hukum Dinna Dayana La Ode Malim dan Ketua Mata Garuda LPDP Sulawesi Tenggara Anna Nurawalia.

Dikegiatanm ini pula, masing-masing narasumber meneguhkan prinsip yang sama kepada peserta dialog, bahwa mahasiswa hari ini adalah manifestasi dari pahlawan-pahlawan sebelumnya, oleh sebab itu nilai-nilai juang, bersuara untuk rakyat, berkorban harta, raga, bahkan nyawa merupakan bagian yang tidak boleh dilepaskan dari jubah dan diri mahasiswa.

Sembari merefleksikan perjuangan pahlawan nasional Oputa Yi Koo, mahasiswa diminta untuk menjadi garda terdepan dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat.

Seluruh narasumber menaruh rasa hormat dan terima kasih yang luar biasa pada semangat dan inisiatif milenial muda yang mengatur kegiatan dialog sejak awal sampai akhir. Budaya dialog publik dan diskursus kritis partisipatif negosiatif dan provokatif akademik seharusnya tumbuh menjamur di dunia kampus kepulauan Buton.

Editor : La Ode Muh. Abiddin