ANDOOLO, suryametro.id – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), menyiapkan upaya strategis menangani permasalahan stunting, dengan melibatkan peran banyak pihak untuk berkolaborasi.
Bupati Konsel Surunuddin Dangga mengatakan, kasus stunting harus sejak dini ditangani, tak hanya satu instansi tapi lintas sektoral. Dengan memaksimalkan pencegahan, kemudian seluruh pihak terkait berkolaborasi, dan saling bahu membahu.
“Jadi tidak bisa kalau hanya sendiri-sendiri, memang kuncinya harus berkolaborasi,” ungkap Surunuddin, Selasa (16/2/2022).
Hal senada disampaikan Wakil Bupati Konsel Rasyid, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sebelum pernikahan. Peningkatan kualitas pasangan pengantin diharapkan mampu meningkatkan kualitas pemenuhan gizi dalam rumah tangga.
“Olehnya itu, guna menekan angka stunting di Konsel, Pemda akan mengoptimalkan pendampingan dimulai sejak pranikah, menikah, kemudian ketika hamil, dan setelah melahirkan,” ujarnya.
Menurut Rasyid, stunting tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Harus terintegrasi lintas OPD terkait. Mengintervensi dari hulu hingga hilir.
“Selain itu, berdasarkan data dari Kementerian Agama sepanjang tahun 2021, ada 2000 pasangan yang menikah. Artinya dengan angka ini, ada kemungkinan terjadinya stunting, untuk mencegah itu perlu dilakukan intervensi bersama-sama,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, ada kecenderungan pasangan yang akan menikah hanya memfokuskan persiapan formal. Seperti menyiapkan persyaratan di Kantor Urusan Agama (KUA), pemeriksaan kesehatan, dan keperluan perayaan. Padahal edukasi pranikah merupakan hal penting.
“Edukasi pranikah dapat memberi wawasan untuk calon pasangan, sehingga calon orang tua memahami persiapan apa saja yang dibutuhkan ketika istri hamil dan memperhatikan PHBS dan gizi,” jelas Rasyid menutup.
Reporter: Udin Editor: La Ode Muh. Abiddin