DKP Dorong Usaha Budidaya Perikanan Bagi Nelayan Konsel

155
DKP Konsel saat meninjau potensi perikanan di Desa Lapulu Kecamatan Tinanggea. (Foto: Udin/suryametro.id)

ANDOOLO, suryametro.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) melalui Dinas Kelautan Dan Perikanan (DKP) terus mendorong pelaku usaha tambak perikanan bagi para nelayan di daerah itu. Diantaranya dengan menyediakan bibit, memberikan bantuan pengolahan ikan dan tempat pembuatan es balok atau pengawet ikan, Senin (29/3/2021).

Hal tersebut, sebagaimana dirasakan nelayan tambak perikanan binaan DKP di Desa Lapulu Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konsel.

Kepala DKP Konsel Syamsul mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan, pihaknya telah memberdayakan para nelayan untuk memanfaatkan lahan potensi tambak perikanan.

“Seperti yang ada di Kecamatan Tinanggea ini, ada beberapa yang sudah mulai jalan, meskipun masih menemukan kendala. Pemkab sendiri telah menyiapkan sejumlah bibit yang siap dibudidayakan petani nelayan. Ada juga bantuan pembuatan es kita siapkan, guna mendukung produksi pengolahan ikan bagai para pengusaha nelayan,” ungkapnya.

Lanjutnya, potensi tambak Perikanan Kabupaten Konsel sangat besar. Hanya saja yang menjadi kendala adalah, masalah pakan buatan yang cukup mahal. Sehingga bagi pelaku utama yang kurang modal itu hanya bisa memanfaatkan peralatan seadanya.

“Misalnya pakan alamai yang terbuat dari kangkung, daun talas, limbah sampah sayuran, roti dan lain-lain. Kemudian masalah lain adalah ketersediaan benih ikan yang masih terbatas,” tuturnya.

Olehnya pihaknya berharap, bantuan dari Pemerintah Provinsi untuk memberikan bantuan peralatan yang sangat dibutuhkan, oleh para nelayan yang ada di Konsel. Apalagi, tambah dia pihaknya tengah mencanangkan Kabupaten Konsel sebagai Klaster Daya Saing (KDS) menuju kawasan Industri Terpadu atau Marine Industrial Park yang modern.

“Dengan harapan, selain mendorong potensi perikanan, juga dapat meningkatakn kualitas, kuantitas dan kontinuitas nilai ekspor komuditas perikanan,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu pengelola tambak ikan di Desa Lapulu, Damang dg Sirua menambahkan, pihaknya saat ini sementara mengolah tambak perikanan seluas 25 hektar. Bahkan kata dia sudah produksi. Hanya saja yang masih menjadi kendala adalah ketersediaan es atau pengawet yang tak mencukupi.

“Karena hasil ikan ini, kita ekspor ke Makassar, kadang jadi kendala adalah masalah es dan transportasi. Biasanya kita mengirim tiga ton ke Makasar, hanya yang masih kurang itu tadi, suplai es dan transportasi yang terbatas,” tukasnya.

Reporter: Udin