BAUBAU, suryametro.id – Hujan deras terus mengguyur Kota Baubau dalam beberapa hari terakhir. Meski tidak berlangsung lama, sejumlah titik di jalan poros Betoambari selalu menjadi langganan genangan air, bahkan hingga setinggi lutut orang dewasa.
Empat titik genangan air di Jalan Betoambari terjadi di Tugu Kirab, Simpang Empat Lampu Merah SMAN 2 Kota Baubau, depan SMPN 4 Baubau dan depan Jalan Kembang. Khusus di Simpang Empat Lampu Merah SMAN 2 dan depan SMPN 4 ketinggian genangan air mencapai setinggi lutut orang dewasa.
Akibatnya, tak sedikit kendaraan yang melintas khususnya kendaraan roda dua mogok setelah terendam saat melintas. Sedangkan, di depan jalan Kembang, salah satu warga yang tinggal berhadapan dengan genangan air, terpaksa memblokade sebagian badan jalan. Itu dilakukan karena setiap kendaraan yang melintas menimbulkan percikan atau gelombang, hingga air masuk ke pekarangan rumah warga.
Genangan air yang terjadi di titik-titik ini bukan baru kali ini terjadi setiap turunnya hujan. Tetapi, sudah sejak bertahun-tahun yang lalu. Memang pemerintah Kota Baubau sudah melakukan upaya seperti membuat sumur resapan. Tetapi, genangan air masih terus terjadi.
Alhasil, sejumlah kendaraan baik roda dua dan roda empat memilih untuk mengambil jalur alternatif melintasi Jalan Erlangga, Kelurahan Bone-Bone untuk menghindari genangan tersebut.
Salah satu warga setempat, Muhammad Toufan Achmad, mengatakan dulu juga sempat terjadi beberapa titik genangan air di Jalan Erlangga jika terjadi hujan deras berkepanjangan. Bahkan, genangan air di Jalan Erlangga terjadi kurang lebih sejak enam tahun lalu. Pada masa itu, belum ada perhatian dari pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan.
“Kalau direncanakan itu pernah. Tapi realisasinya tidak pernah. Hanya di jalan Erlangga wilayah pos dua saja yang diaspal dulu,” ujar Toufan saat dijumpai di kediamannya di Jalan Erlangga, Jumat 19 November 2021.
Padahal, jika Pemerintah Kota Baubau serius dalam menangani persoalan genangan air ini, bisa saja digunakan dari sisa dana pinjaman yang dilakukan Pemerintah Kota Baubau. Misalkan contoh, dari empat mega proyek tersebut, ada perusahaan dengan penawar terendah dari nilai pagu masing-masing proyek yang selisihnya kisaran Rp6-7 miliar.
“Jika ditotalkan dari empat proyek tersebut, dapat memberikan keuntungan bagi daerah hingga puluhan milyar. Dana tersebut nantinya bisa digunakan untuk kepentingan perbaikan jalan dan drainase didalam kota yang menyebabkan genangan air,” tegasnya.
Penulis: Hariman