Hari Valentine: Pink, Asal-usul dan Cupid Si Pemanah Asmara

156 views
Hari Valentine: Pink, Asal-usul dan Cupid Si Pemanah Asmara. Ist

JAKARTA, suryametro.id – Warna-warni Valentine mulai bermunculan di berbagai tempat, di toko, di restoran, hingga di pusat perbelanjaan. Bahkan semarak merah, merah muda atau pink dan putih yang kerap disebut sebagai warna valentine mulai menghiasi layar televisi, seolah tak ingin ketinggalan momen.

Warna memang memiliki peran penting dalam kehidupan. Warna dipercaya bisa memengaruhi emosi, memegang simbolisme, makna dan dalam beberapa kasus, bahkan memicu respon fisiologis.

Kenapa Hari Valentine identik dengan warna merah, merah muda dan putih?
Sepanjang waktu, warna digunakan sebagai simbol dan metode komunikasi. Pada abad ke-19, orang-orang di Inggris Victoria dan Amerika Serikat menyampaikan pesan menggunakan floriografi atau rangkaian bunga dengan berbagai warna.

Mereka akan mengirim karangan kepada seseorang. Dilansir dari berbagai sumber, setiap kombinasi warna memiliki maknanya sendiri (biasanya cinta atau pemujaan). Penerima akan menggunakan kamus bunga untuk menerjemahkan pesan dari bunga yang mereka dapatkan.

Tentunya, warna memang bisa membangkitkan emosi, sebagai simbol, pesan dan perasaan. Begitu pun dengan warna-warna valentine, tidak heran jika ketiga warna valentine melambangkan cinta. Namun, setiap warna berkorelasi dengan jenis cinta yang berbeda.

1. Arti warna merah
Dalam hal hubungan, merah melambangkan romansa, gairah, nafsu dan keinginan. Merah juga dikenal sebagai warna yang berani dan kuat.

Warna merah juga menjadi simbol cinta romantis, itulah sebabnya Anda bisa melihat hati berwarna merah di mana-mana saat perayaan valentine.

Selain menjadi simbol cinta, merah juga merupakan warna yang dikaitkan dengan keberuntungan dan pernikahan. Di beberapa negara Timur seperti Cina dan India, merah adalah warna yang disukai dari pakaian pengantin.

Selain melambangkan keberuntungan dan cinta, warna merah juga merupakan warna darah. Darah dipompa melalui hati yang dipercaya sebagai rumah dari emosi dan perasaan. Hubungan antara darah dan hati ini mendukung simbolisme romantis merah.

2. Arti warna putih
Warna putih selalu dikaitkan dengan kesucian, kepolosan, cinta abadi dan cinta kepada ilahi. Jika pasangan diberi buket mawar putih saat valentine, ini sama dengan memberitahu mereka bahwa cinta Anda murni dan abadi. Karena itulah, mawar putih menjadi pilihan bunga pernikahan yang populer.

Ada juga komponen religi yang kuat terhadap makna warna putih. Hal ini dianggap menandakan surga, yang ilahi, dan kekudusan. Dengan sendirinya, putih melambangkan kesucian.

Meski begitu, dilansir dari Color Meanings, kombinasi putih dan merah juga penting saat Hari Valentine. Secara historis, kombinasi merah dan putih digunakan untuk melambangkan hubungan antara Kristus dan Gereja.

Dalam teologi Kristen, Kristus mati untuk menebus dosa-dosa dunia. Alkitab menyebut Gereja sebagai mempelai Kristus, jadi putih melambangkan Gereja. Kombinasi ini merupakan pengingat akan pengorbanan Kristus.

3. Arti warna merah muda atau pink
Nuansa muda dan gembira warna pink, sering dikaitkan dengan masa kanak-kanak, dan cinta muda. Arti warna pink ditemukan dalam kualitas yang sering dikaitkan dengan feminitas, seperti kasih sayang, kebaikan dan keindahan.

Banyak bunga yang biasa digunakan sebagai simbol kecantikan, hadir dalam warna pink. Beberapa bunga merah muda yang populer adalah anyelir, peony, bunga sakura, tulip, dan mawar.

Meskipun tidak sepopuler mawar merah, mawar merah muda tetap memiliki simbolisme yang kuat. Mereka adalah pilihan yang baik untuk diberikan pada tahap awal hubungan, karena mereka mewakili cinta yang polos.

Simbol dan sejarah Hari Valentine
Selain warna, Hari Valentine juga identik dengan kisahnya yang menarik. Valentine menjadi hari kasih sayang dan penuh cinta atas nama St. Valentine. Tetapi siapa santo misterius ini dan dari mana ini berasal?

Salah satu legenda menyatakan bahwa Valentine adalah seorang imam yang melayani selama abad ketiga di Roma. Ketika Kaisar Claudius II memutuskan bahwa pria lajang harus menjadi prajurit yang lebih baik daripada mereka yang memiliki istri dan keluarga, dia bahkan melarang pernikahan untuk pria muda.

Valentine, menyadari ketidakadilan dekrit ini dan menentang Claudius. Dia bahkan terus menggelar pernikahan untuk kekasih muda secara rahasia. Ketika tindakan Valentine ditemukan, Claudius memerintahkan agar dia dihukum mati.

Cerita lain menunjukkan bahwa Valentine dibunuh karena berusaha membantu orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi. Menurut salah satu legenda, Valentine yang dipenjara sebenarnya mengirim “valentine” pertama untuk seorang gadis muda yang mengunjunginya selama kurungan.

Sebelum kematiannya, dia diduga menulis surat bertanda “Dari Valentine mu,” sebuah ekspresi yang masih digunakan sampai sekarang.

Meskipun kebenaran di balik legenda Valentine tidak jelas, semua cerita menekankan daya tariknya sebagai sosok yang simpatik, heroik, dan romantis.

Festival pagan di bulan Februari
Sementara beberapa orang percaya bahwa Hari Valentine dirayakan pada pertengahan Februari untuk memperingati kematian atau penguburan St. Valentine. Namun kepercayaan lain muncul, di mana perayaan ini dilakukan sebagai upaya untuk “mengkristenkan” perayaan pagan Lupercalia. Lupercalia adalah festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, serta pendiri Romawi Romulus dan Remus.

Di kemudian hari, festival ini dirayakan oleh orang dengan cara para wanita muda yang memasukkan nama mereka ke dalam guci besar. Para bujangan akan memilih nama dan dipasangkan untuk tahun itu dengan wanita pilihannya. Pertandingan ini sering berakhir dengan pernikahan.

Cupid di Hari Valentine
Terlepas dari sejarah dan warna, cupid juga kerap muncul pada perayaan valentine. Cupid dilambangkan sebagai manusia kecil tanpa busana yang tengah memanah dengan panah cinta.

Dalam mitologi Yunani Cupid dikenal sebagai dewa cinta yakni Eros. Menurut penyair Yunani Kuno, Eros adalah makhluk abadi yang tampan yang bermain dengan emosi para dewa dan manusia, menggunakan panah emas untuk menghasut cinta dan menabur kebencian.

Baru pada periode Hellenistik dia mulai digambarkan sebagai anak nakal dan gemuk seperti di kartu Hari Valentine.

Sumber: CNNIndonesia.com