Jokowi Sebut Indonesia Mesti Hati-hati Dengan Jaringan 5G

64 views
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

JAKARTA, suryametro.id – Dengan semakin deras kemajuan teknologi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar kita berhati-hati terhadapnya, terutama jaringan 5G. Nah lho, kenapa pak?

Jokowi mengingatkan kepada jajarannya untuk selalu mengedepankan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi, agar dapat bersaing menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat.

Berbicara soal teknologi, Jokowi menekankan agar Indonesia tidak menjadi pasar, namun bisa menjadi bagian dari produsen teknologi dan memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi tersebut, salah satunya era 5G semakin dekat.

“Dalam perkembangannya teknologi yang sangat cepat, apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati, kita jangan hanya menjadi pengguna, kita jangan menjadi pengguna, kita jangan hanya menjadi smart digital users,” ujar Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Kamis (6/5/2021).

“Tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang andal, yang mampu bersaing, yang kompetitif, dan harus mengembangkan smart digitalpreneur yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri,” sambungnya.

Lebih jauh, Presiden Jokowi meminta, jajarannya untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang berdampak pada berbagai sektor.

Diungkapkannya, hampir semua perusahaan sekarang ini adalah perusahaan teknologi yang dapat memberikan nilai tambah atau added value. Hal itu sangat tergantung pada kecanggihan inovasi dan teknologinya. Presiden mencontohkan, pelaku industri keuangan sudah mulai bergeser menjadi perusahaan yang mengandalkan teknologi dan inovasi.

“Kita juga harus mengantisipasi teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan. Healthtech akan semakin berkembang dengan pesatnya. Lebih dari sekadar pemeriksaan atau konsultasi medis jarak jauh, tapi juga pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk diagnosis, untuk pelaksanaan pengobatan, untuk precision medicine, hingga tindakan operasi jarak jauh. Segera ini akan bisa dilakukan di mana pun,” tuturnya.

Begitu pula di bidang pendidikan, pandemi juga mengakselerasi penerapan edutech di mana pembelajaran jarak jauh menjadi sebuah kebutuhan. Perkembangan-perkembangan iptek yang berlangsung cepat ini, harus diantisipasi perencanaannya.

“Harus responsif terhadap disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat, harus responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul secara cepat yang sering tidak kita duga, harus responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tandasnya.

Di sisi yang lain, Jokowi menekankan agar belanja teknologi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang jelas bagi publik dan berkontribusi terhadap pengembangan teknologi dalam negeri.

“Belanja teknologi harus diperlakukan sebagai belanja investasi, kita garis bawahi ini. Harus jelas manfaatnya terutama manfaat publik, manfaat bagi masyarakat dan negara,” pungkas Jokowi.

Sumber : detik.com