JAKARTA, suryametro.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku belum belum melihat efek Pemberlakuan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat terhadap penurunan kasus konfirmasi positif Virus Corona (Covid-19) harian, tapi lebih menduga pada penurunan tes dan telusur.
“Kita belum bisa melihat ya [efek PPKM Darurat],” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (22/72021).
Ada kemungkinan penurunan kasus karena tes yang turun sejak Minggu, tetapi bisa juga karena kasus positif Covid-19 menurun, sehingga testing dan tracing tidak sebanyak kemarin. Bisa juga karena mobilitas yang turun,” lanjutnya.
Pemerintah mulai memberlakukan PPKM Darurat 122 kabupaten/kota di Jawa-Bali pada 3-20 Juli, sementara 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali diberlakukan sejak 12-20 Juli.
Usai masa berlakunya habis, PPKM Darurat kemudian diganti dengan istilah PPKL Level 1-4 yang diberlakukan di daerah yang sama hingga 25 Juli.
Nadia menjelaskan penurunan jumlah tes juga disebabkan beberapa hal, seperti keterbatasan sumber daya manusia di akhir pekan dan keterlambatan daerah dalam melaporkan kasus.
“Yang turun bisa saja karena pemerintah kabupaten/kota telat memasukkan laporan, karena pemeriksaan tidak selesai dalam sehari karena keterbatasan SDM. Jadi kita lihat tren tujuh hari kedepan saja ya,” jelas Nadia.
Diketahui, jumlah tes Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Pada 15 Juli, jumlah warga yang diperiksa mencapai 185.321 orang, 16 Juli 179.216 orang, dan 17 Juli 188.551 orang.
Selama periode itu, jumlah kasus yang ditemukan juga tinggi, bahkan rekor pada 15 Juli dengan 56.757 kasus konfirmasi positif covid-19 dalam sehari.
Sementara itu, pada 18 Juli jumlah warga yang diperiksa turun menjadi 138.046 orang, selanjutnya 19 Juli 127.461 orang, 20 Juli 114.674 orang, dan terakhir 21 Juli naik meski tidak signifikan, yakni 116.232 orang yang diperiksa dalam sehari.
Adapun dengan penurunan jumlah testing itu, jumlah kasus Covid-19 harian juga terlihat mengalami penurunan. Pada 18 Juli, pemerintah mengumumkan jumlah kasus harian turun menjadi 44.721.
Disusul penurunan pada 19 Juli yang turun mencapai 34.257 kasus, dan pada 20 Juli terjadi kenaikan kasus meski tidak signifikan, yaitu 38.325 kasus. Dan kemudian 21 Juli kembali turun menjadi 33.772 kasus dalam sehari.
Terpisah, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K. Ginting membenarkan bahwa dalam beberapa hari terakhir jumlah warga yang diperiksa menurun. Ia mengatakan hal itu dikarenakan aktivitas penelusuran kontak alias tracing belum maksimal.
“Kegiatan contact tracing di desa dan kelurahan belum maksimal, ya, testing di kelompok suspect belum maksimal,” kata Alex.
Alex juga menambahkan penurunan jumlah tes lantaran beberapa laboratorium mengalami ketertundaan (delay) input data.
Sebagaimana diketahui, setiap laboratorium di masing-masing daerah harus melaporkan data harian melalui sistem terpusat milik Kemenkes yakni New Alla Record (NAR).
“Entry data laboratorium dengan waktu tunggu yang berbeda,” imbuhnya.
Kendati begitu, Alex mengklaim pemerintah akan terus berkomitmen meningkatkan tes, telusur, dan tindak lanjut (testing, tracing, treatment/3T).
(CNNIndonesia.com)