Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Bersama Gubernur Sultra Ikuti Panen Raya di Koltim

229 views
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur Sultra Ali Mazi didampingi Bupati Koltim, Abdul Aziz ikut panen raya di Kabupaten Koltim. Foto: Biro Adpim Pemprov Sultra.

KOLTIM, suryametro.id – Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo lakukan kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (06/11/2022).

Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Gubernur Sultra H Ali Mazi SH, Kapolda Sultra, Kajati Sultra dan Danrem 143 Halu Oloe, Bupati Kolaka Timur, Bupati/Walikota se-Sultra, Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Kolaka Timur, Forkopimda Kabupaten Kolaka Timur, para Pejabat Pemerintah Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Sultra dan Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur, para Kepala Balai di Lingkup Kementerian Pertanian Wilayah Sultra dan para Camat, Kepala Desa/Lurah dan Para Penyuluh.

“Hari kami sangat bersyukur, serta merasa bahagia dan bangga karena Menteri Pertanian kembali berkunjung di Sulawesi Tenggara, setelah sebelumnya berkunjung untuk melakukan penanaman perdana padi di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Agustus 2022 yang lalu. Sekarang hadir lagi di Kecamatan Ladongi dan Kecamatan Dangia, Kabupaten Kolaka Timur untuk melakukan panen raya. Tentu hal ini menunjukkan perhatian Menteri Pertanian dalam pengembangan pembangunan pertanian di Sulawesi Tenggara,” kata Gubernur Ali Mazi.

Berkenaan dengan kegiatan panen raya, pada kesempatan ini, bahwa pada tahun 2021 lahan padi sawah yang dipanen di Sulawesi Tenggara seluas 127.517 ha (Seratus Dua Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Tujuh Belas Hektar) dengan produksi sebesar 530,029 ton (Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Dua Puluh Sembilan Ton) dengan rata-rata produktivitas 4,16 ton/hektar gabah kering giling.

Dari luas panen tersebut, Kabupaten Kolaka Timur menyumbang 19.336 Ha (Sembilan Belas Ribu Tiga Ratus Tiga Puluh Enam Hektar) dengan produksi 87.981 ton (Delapan Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh Satu Ton) atau 15,15 persen dari total luas panen dan 16,60 persen dari total produksi padi di Sulawesi Tenggara. Kabupaten Kolaka Timur menduduki urutan kedua sebagai penyumbang produksi beras setelah Kabupaten Konawe.

Selain sebagai penghasil komoditi padi sawah, kabupaten kolaka timur juga merupakan salah satu sentra pengembangan komoditi sorgum di indonesia, dimana pada tahun 2021 luas panen 148 ha (seratus empat puluh delapan hektar) dengan produksi 532,8 ton (lima ratus tiga puluh dua ribu koma delapan ton). Komoditi ini sangat layak untuk dikembangkan secara luas karena bisa menjadi pengganti komoditi gandum yang saat ini bermasalah akibat perang rusia dengan ukraina.

Dengan mencermati luas penen, jumlah produksi padi serta sorgum serta ketersediaan lahan pertanian di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kabupaten Kolaka Timur, maka sangat berpeluang untuk lebih ditingkatkan lagi baik luas panen maupun produksi dengan penggunaan teknologi budidaya yang baik diantaranya penggunaan benih unggul bersertifikat, pemupukan berimbang, pengaturan air serta pengendalian organisme pengganggu tanaman atau hama, terlebih lagi dengan adanya Bendungan Ladongi, maka peluang untuk meningkatkan indeks pertanaman semakin besar dimana saat ini indeks pertanaman 2 kali setahun bisa menjadi 3 kali dalam satu tahun.

Menteri Pertanian Yasin Limpo bersama Gubernur Sultra Ali Mazi ikuti panen raya di Kabupaten Koltim. Foto: Biro Adpim Pemprov Sultra.

Keberadaan Bendungan Ladongi yang telah diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2021 yang lalu, harus dimaksimalkan manfaatnya oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur. Sektor pertanian lainnya seperti perkebunan, hortikultura dan peternakan juga harus menjadi perhatian utama kita sehingga sektor pertanian bisa menjadi sumber pendapatan dan kesejahteraan petani.

Dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam pengembangan pertanian, khususnya tanaman pangan di Kabupaten Kolaka Timur pada tahun 2022, antara lain:

Bersumber dari APBN (Tugas Pembantuan)

  1. Bantuan pengembangan padi, seluas 750 hektar
  2. Pengembangan kedelai, seluas 311 hektar
  3. Bantuan alat dan mesin pertanian pasca panen dan unit pengolah hasil, sebanyak 15 unit
  4. Rehabilitasi jaringan irigasi dan embung 9 unit

Bersumber dari APBD Prov. Sultra

  1. Bantuan benih porang, sebanyak 520 kg
  2. Bantuan traktor roda dua 5 unit
  3. Alat mesin panen besar 4 unit

Bantuan yang diberikan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam upaya menjadikan Kabupaten Kolaka Timur sebagai salah satu lumbung pangan di daerah kita bahkan menjadi Lumbung Pangan Nasional.

Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri Pertanian atas kunjungan kerja di Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara. Harapan kami, kehadiran Menteri Pertanian dan rombongan memberi harapan dan semangat bagi insan pertanian dalam membangun sektor pertanian di Sulawesi Tenggara.

Melalui Menteri Pertanian, tidak lupa kami menitipkan harapan agar potensi pertanian di Sulawesi Tenggara terus mendapat perhatian dari pemerintah pusat, seperti kebijakan pengembangan komoditas pertanian unggulan sesuai dengan kondisi wilayah, serta dukungan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk mempercepat kemajuan pembangunan pertanian di Bumi Anoa Sulawesi Tenggara, demi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Sulawesi Tenggara khususnya, dan sekaligus kesejahteraan masyarakat kita secara umum.

Apresiasi Tinggi

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengapresiasi Pemerintah Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur yang memacu petani padi sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka. Mentan Syahrul Yasin Limpo menggelar Panen Raya Padi di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Dangia, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

“Saya ingin mengapresiasi kerja keras Gubernur Ali Mazi yang memiliki fokus pada peningkatan produktivitas pertanian di Kolaka Timur,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di Kolaka Timur.

Dalam kegiatan ini, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi sinergi petani dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan produktivitas selama beberapa tahun terakhir. Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, peningkatan produksi merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mendorong daerah dalam melakukan ekspor. Karena itu, kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, kolaborasi dan sinergi pemerintah dan petani harus semakin diperkuat. “Setiap saat saya harus ke sini melihat kegiatan yang dilakukan bersama gubernur dan bupatinya. Dan ini saya kira kerja hampir semua gubernur yang harus saya apresiasi karena itu perintah Presiden Joko Widodo.”

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menambahkan, pertanian sejauh ini adalah sektor yang paling kuat dalam menghadapi berbagai ancaman krisis global. Pertanian jugalah yang terbukti mampu menjadi penyangga ekonomi di saat dunia menghadapi krisis pandemi.

Gubernur Ali Mazi mengatakan bahwa sejauh ini wilayahnya merupakan wilayah subur yang memiliki area persawahan luas dan tanah yang cukup subur dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Bahkan khusus untuk Sulawesi Tenggara saat ini sudah pencanangan area, kita menjadi pemasok. Pertanian kita semakin maju dan lebih baik. Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi lumbung pangan terbesar di Indonesia karena terdapat hamparan sawah yang luas dan produktivitas padi yang cukup besar.

“Disini saya melihat panen raya Provinsi Sulawesi Tenggara sudah sangat baik karena produktivitasnya cukup besar. Diharapkan ke depannya, wilayah Sulawesi Tenggara mampu meningkatkan produktivitas lebih tinggi lagi agar menjadi lumbung pangan terbesar di Indonesia,” ucap Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi.

Membuat Pupuk Organik Biosaka

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengajari petani yang ada di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara cara membuat pupuk organik Biosaka yang memanfaatkan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal persawahan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahan alami Biosaka adalah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal persawahan yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

“Ini nggak boleh diambil di tempat lain, hanya di sekitar sawah yang ada, dan ambilnya itu rumputan yang segar yang tidak ada tajam-tajamnya, kemudian tidak lubang-lubang,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Menteri Pertanian Yasin Limpo bersama Gubernur Sultra Ali Mazi didampingi Bupati Koltim, Abdul Aziz ikut panen raya di Kabupaten Koltim. Foto: Biro Adpim Pemprov Sultra

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menerangkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pupuk organik Biosaka pertama pemilihan bahan yang tepat yaitu: Pertama, memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan serangga.

Kedua, proses pembuatan yaitu dengan cara meremas dedaunan atau rerumputan yang telah di simpan dalam sebuah wadah yang dicampur dengan air. Peremasan dilakukan selama 10-15 menit hingga kadar mencapai 500 sampai 600. “Diremas sampai kadarnya 500 sampai 600. Lebih tinggi lagi lebih bagus. Ini yang penting waktu remas 10-15 menit, nggak boleh naikkan tangan saat diremas-remas. Nggak boleh kasih berhenti baru nyambung lagi, itu nggak boleh,” jelas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan.

Ketiga, yang harus diperhatikan petani adalah cara menggunakan pupuk Biosaka yaitu penyemprotan dilakukan di atas tanaman dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman. Cara penyemprotan harus menyemprot ke atas supaya di bawa angin. Dicampur air dan tuang ke dalam handsprayer baru disemprotkan ke atas tanaman. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengaku bahwa pihaknya sudah menggunakan pupuk organik Biosaka di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Biosaka yang digagas oleh Muhamad Ansar dari Blitar, efisien, dan hemat biaya dalam mengusir atau menekan hama penyakit tanaman dengan demikian bisa meningkatkan produksi pertanian. “Saya sudah coba di beberapa tempat dan hasilnya memang ndak kalah dengan cairan pupuk yang ada. Hasilnya, faktanya ini sama kita pakai pupuk cair yang ada sekarang. Dan hama juga berkurang, nggak tahu kenapa, ini masih diteliti terus oleh pakar,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah mempunyai stok pangan yang cukup. Dengan kondisi tersebut Indonesia tak perlu impor beras. Kondisi stok beras yang aman, maka dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meski begitu ia mengajak agar dalam membeli beras petani tidak dipersoalkan jika harganya lumayan mahal. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan saat ini lumbung beras di Indonesia juga bertambah dari sembilan provinsi kini menjadi 15 provinsi, namun dia tidak merinci ke-15 provinsi tersebut. Mentan juga menyebut bahwa Sulawesi Tenggara juga akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan Timur Indonesia.

Saat ini daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak lagi, hanya ada beberapa daerah di Papua dan Riau karena di Provinsi Riau lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet. “Nah sekarang daerah sortir kita seperti itu. Daerah kuning itu sudah bisa swasembada tetapi belum berkontribusi itu kira-kira ada 10 sampai 11 daerah. Artinya Dia sendiri sudah bisa tetapi belum kontribusi pada surplus kita. Tetapi daerah surplus kita sudah di atas 15 (provinsi) sekarang dari 34 daerah (provinsi),” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Gubernur Ali Mazi mengatakan bahwa saat ini daerahnya secara umum dalam keadaan surplus beras. Namun ia mengaku bahwa pihaknya belum berencana melakukan ekspor. “Tentunya ada rencana untuk ekspor ke negara yang kira-kira membutuhkan itu, tapi sementara bagaimana kita mengatasi kebutuhan nasional dulu.”

Menurut Gubernur Ali Mazi, menjaga kebutuhan pangan nasional sangat penting dan menjadi prioritas saat ini guna mengendalikan inflasi ke depan. Jadi kita harus cegah itu (inflasi). Jadi kalau ada sisa baru kita ekspor, tapi saat ini kita utamakan dulu kebutuhan nasional. Gubernur Ali Mazi menambahkan saat ini Sulawesi Tenggara sudah mencanangkan areal untuk menjadi lumbung padi penyuplai beras untuk Indonesia. “Saya sampaikan kepada para bupati khususnya para bupati yang punya kawasan persawahan seperti Kolaka Timur, Bombana Konawe dan Konawe Selatan termasuk sebagian di Kabupaten Kolaka ini kita sudah canangkan mudah-mudahan di 2023 ini kita sudah mulai bergerak.” (Advetorial)