Musibah Bertubi di NTT: Banjir, Kapal Tenggelam, Pohon Tumbang, Lahar Dingin

141 views
Kondisi Banjir Bandang di Kabupaten Flores Timur, NTT (Foto: ANTARA FOTO/HUMAS BNPB)

JAKARTA, suryametro.id – Kelahiran siklon tropis Seroja memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Data terbaru, ada 68 orang tewas dan 70 orang lainnya hilang.

Pada Minggu (4/4) dini hari, terjadi peristiwa banjir bandang, tanah longsor, hingga, pohon tumbang di sejumlah wilayah. Bahkan kapal motor penumpang (KMP) yang ukurannya cukup besar pun tenggelam akibat terombang-ambing ombak saat cuaca ekstrem terjadi.

Sebelum bencana hidrometeorologi ini terjadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem. BMKG mendasarkan pada keberadaan bibit siklon dan sejumlah fenomena cuaca lainnya.

“BMKG sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya dua bibit siklon tropis, yaitu bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/4/2021). Dikutip dari detikcom.

Keberadaan bibit siklon itu memicu peningkatan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu, keberadaan bibit siklon dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia.

Berikut sejumlah daftar bencana di NTT akibat kelahiran siklon tropis Seroja:

1. 68 Orang Tewas, Terbanyak di Flores Timur

Bencana banjir, tanah longsor, hingga gelombang tinggi di NTT tersebut menyebabkan puluhan jiwa menjadi korban. Korban meninggal berasal dari empat kabupaten.

“Korban jiwa masih dalam pendataan. Sebanyak 68 orang meninggal dunia,” kata Raditya.

Sebanyak 68 orang meninggal itu terdiri atas 44 orang di Kabupaten Flores Timur, 11 orang di Kabupaten Lembata, 2 orang di Kabupaten Ende, dan 11 orang di Kabupaten Alor. Sementara itu, 15 orang mengalami luka-luka dengan rincian 9 di Flores Timur, 1 di Kabupaten Ngada, dan 5 di Kabupaten Alor.

Selain itu, dilaporkan ada 70 orang hilang, yang terdiri atas 26 orang di Flores Timur, 16 orang di Kabupaten Lembata, dan 28 orang di Kabupaten Alor. BNPB mencatat ada 938 keluarga atau 2.655 jiwa terdampak akibat bencana. Pendataan korban masih dilakukan.

2. Kapal Besar Tenggelam di Pelabuhan Kupang

Kapal motor penumpang (KMP) Jatra 1 tenggelam saat terjadi cuaca ekstrem di Pelabuhan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal tersebut diduga tenggelam akibat mengalami kebocoran pada bagian lambung.

“Terjadi kebocoran pada lambung kanan kapal sehingga masuknya air laut ke dalam mesin KMP Jatra 1 dan mengakibatkan KMP Jatra 1 tenggelam,” kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).

KMP Jatra 1 tenggelam di Pelabuhan Bolok pada pagi tadi sekitar pukul 06.40 Wita. Sebelum kapal besar itu tenggelam, kru kapal telah mengamankan diri.

3. 11 Kabupaten/Kota Terdampak Siklon Tropis Seroja

Siklon tropis Seroja, yang berada di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), memicu terjadinya bencana alam banjir hingga tanah longsor. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 11 kabupaten/kota di NTT yang terdampak kemunculan siklon tropis Seroja.

“Lokasi terdampak di NTT ini ada 10 kabupaten dan 1 kota. Kalau kemarin kami masih fokus Flores Timur, sekarang kami dapat data lebih lengkap wilayah yang memang menjadi rumpun kepulauan di NTT ini,” kata Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati dalam jumpa pers online, Senin (5/4/2021).

Sebelas wilayah yang terdampak tersebut ialah

1. Kota Kupang
2. Kabupaten Flores Timur
3. Kabupaten Malaka Tengah
4. Kabupaten Lembata
5. Kabupaten Ngada
6. Kabupaten Alor
7. Kabupaten Sumba Timur
8. Kabupaten Rote Ndao
9. Kabupaten Sabu Raijua
10. Kabupaten Timor Tengah Selatan
11. Kabupaten Ende

4. Pohon di Kupang Bertumbangan

Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, hingga Senin (5/4/2021) hari ini, pukul 11.45 Wita ini masih lumpuh. Sebab, banyak pepohonan di sejumlah ruas jalan tumbang setelah cuaca ekstrem melanda wilayah tersebut sejak Minggu (4/4).

Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Kupang Bernardus Tokan melaporkan ruas jalan yang banyak tertutup pohon tumbang antara lain Jalan Piet A Tallo, Jalan Veteran, Jalan Veteran Kelapa Lima, dan Jalan L Karim.

Warga sampai sekarang masih berupaya memotong sejumlah pohon yang melintang di ruas jalan tersebut dengan menggunakan peralatan ala kadarnya.

Saluran listrik sejak Minggu (4/4) pukul 14.30 WIB sampai sekarang masih padam, demikian juga internet. Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hampir semuanya tutup dan warga memilih bertahan di rumah karena angin masih tetap kencang.

5. 11 Orang Tewas Akibat Banjir Lahar Dingin di Lembata

Banjir lahar dingin menerjang Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Banjir tersebut mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.

Kejadian banjir lahar dingin ini terjadi pada Minggu (4/4). Disebut lahar hujan berasal dari Gunung Ile Lewotolok, Kecamatan Ile Ape.

“Korban yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal ada 11 orang. Sebelumnya sudah ditemukan enam orang pada Minggu siang, namun pada petang hari ditemukan lagi lima orang,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata Siprianus Meru, seperti dilansir Antara, Senin (5/4/2021).

Tujuh jenazah disebut telah dimakamkan, sementara empat jenazah lainnya masih proses identifikasi. Petugas RSUD Lewoleba ditugaskan untuk identifikasi jenazah sebelum dimakamkan. Saat terjadi bencana, cukup banyak warga di tiga desa itu yang sedang tidur. Hujan cukup deras dan angin kencang terjadi saat peristiwa tersebut.

“Banyak korban yang meninggal dan hilang dalam peristiwa ini karena terjebak dalam aliran banjir bandang lahar dingin dari kawasan Gunung Ile Lewotolok,” kata Sipri.

6. Kepala BNPB Batal Tinjau Lokasi Bencana via Udara Gegara Cuaca

Kepala BNPB Doni Monardo akan meninjau lokasi banjir di Larantuka hingga Adonara, NTT. Perjalanan ke lokasi direncanakan menggunakan jalur udara, namun terkendala cuaca.

Doni Monardo dan rombongan sedang transit di Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, pada Senin (5/4/2021) siang. Penerbangan ke Bandar Udara Larantuka tak bisa dilaksanakan karena cuaca tidak memungkinkan.

“Kami dari BNPB semalam sudah merencanakan terbang kemari (Bandara Frans Seda, Maumere), ke Larantuka, tetapi dari penerbangan mengatakan tidak bisa karena cuaca sangat membahayakan sehingga baru bisa take off tadi pagi pukul 5,” kata Doni Monardo di Bandara Larantuka, NTT, dalam video yang diterima detikcom, Senin (5/4).

“Seharusnya sekarang akan terbang lari ke Larantuka setelah reviewing, namun cuaca di Larantuka tidak memungkinkan, sehingga kami putuskan untuk menggunakan rute jalur darat,” kata dia.

Jalur darat yang akan ditempuh adalah dari Maumere menuju Larantuka hingga ke Adonara. Dalam penyeberangan menggunakan jalur laut, Doni dan rombongan akan menyesuaikan dengan kondisi cuaca.

7. Jokowi Minta Panglima TNI-Kepala BNPB Turun Tangan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mendapat laporan perihal bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Jokowi pun menyampaikan dukacita kepada korban.

“Saya saya telah mendapatkan laporan dari kepala BNPB adanya bencana banjir bandang dan juga longsor yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pertama-tama, atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut,” kata Jokowi dalam keterangannya melalui kanal YouTube Setpres, Senin (5/4/2021).

Jokowi mengaku telah memerintahkan jajarannya segera melakukan evakuasi dan penanganan terhadap korban. Selain itu, segera dilakukan penanganan atas dampak akibat bencana tersebut.

“Saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini. Untuk itu, saya telah memerintahkan kepada Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan secara cepat evakuasi dan penanganan korban bencana serta penanganannya dampak bencana,” tutur dia. (adm/lma)