JAKARTA, suryametro.id – Ratusan warga Palestina berdemonstrasi di Tepi Barat pada Sabtu (3/7) waktu setempat. Mereka menuntut Presiden Mahmoud Abbas untuk mundur.
Protes itu mencuat setelah kematian seorang aktivis, Nizar Banat, dalam penangkapan aparat keamanan Palestina.
Keluarga dan kerabat Banat turut bergabung dalam demonstrasi yang berlangsung di Ramallah tersebut.
Seorang reporter AFP yang meliput demonstrasi melaporkan para demonstran turut membawa poster wajah Banat. Beberapa spanduk besar bertuliskan ‘Abbas Leave’ juga turut dibentangkan oleh para pengunjuk rasa.
Demonstrasi itu juga diikuti oleh sejumlah politikus hingga mantan pejabat pemerintah.
“Pawai ini adalah pesan kesetiaan kepada Nizar Banat dan juga pesan kepada pihak berwenang untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya,” kata mantan Kepala Dewan Legislatif Palestina, Hassan Khreishah.
Unjuk rasa itu memicu aparat kepolisian Palestina berjaga dan memblokir akses jalan menuju markas Presiden Abbas di Ramallah.
Banat dilaporkan meninggal dunia setelah disebut disiksa oleh aparat berwenang pada pekan lalu. Menurut hasil autopsi, pria 43 tahun itu dipukuli di kepala, dada, leher, kaki, dan tangan kurang dari satu jam setelah ditangkap aparat.
Kematian Banat menyulut protes berhari-hari di Tepi Barat. Menteri Ketenagakerjaan Palestina, Nasri Abu Jaish, dilaporkan akan mengundurkan diri karena ikut serta dalam aksi demonstrasi yang menuntut Abbas lengser itu.
Kematian Banat dianggap sejumlah aktivis dan oposisi semakin memperlihatkan serangkaian pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintahan Abbas selama ini.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Tor Wennesland mengatakan bahwa para pelaku harus dibawa ke pengadilan. Uni Eropa juga menyerukan penyelidikan penuh independen dan transparan terhadap kematian Banat.
Amerika Serikat juga telah angkat bicara tentang kematian Banat. Washington merasa sangat terganggu dengan insiden itu dan mendesak penyelidikan transparan.
Sementara itu, di sisi lain, pendukung Abbas dan Fatah, faksi berkuasa di Palestina, juga turut menggelar unjuk rasa di Hebron. Mereka menyatakan dukungan terhadap Abbas, presiden Palestina berusia 85 tahun yang telah berkuasa sejak 2005 lalu.
Sumber: cnnindonesia.com