BUTON, suryametro.id – Pelaksanaan tapak tilas perjalanan Oputa Yi Koo didalam hutan mengusir penjajah, gagal terselenggara dengan baik. Para peserta terpaksa harus dievakuasi keluar dari hutan Siontapina, Kecamatan Lasalimu karena tidak mampu meneruskan perjalanan.
Proses evakuasi kurang lebih 50 orang peserta, berlangsung hingga pukul 21.00 Wita, Rabu (26/05/2022) oleh personil Polres Buton dibantu TNI dan SAR.
Darno salah seorang peserta ditemui usai dievakuasi mengaku kecewa dengan penyelenggara tapak tilas Oputa Yi Koo. Disaat para peserta membutuhkan pertolongan, tidak satupun pihak panitia yang dibawah arahan Kiramedia, telihat dilokasi.
“Sudah begini kejadiannya, pantia tidak ada yang bertanggungjawab, biar satu orang tidak ada yang kelihatan. Para peserta ini selain kelelahan, juga tidak diberi makan dan minum,” keluhnya.
“Baru saat pembekalan, tidak ada satupun dari panitia yang menjelaskan kondisi medan yang akan dilalui para peserta,” tambahnya.
Menurut warga setempat, kegiatan tapak tilas tersebut berlangsung tanpa sepengetahuan dan izin dari juru kunci Gunung Siontapina yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Bahkan kegiatan tapak tilas juga, dilaksanakan sebelum waktu peringatan serta pembersihan “Tuturangi”.
“Kita itu tiap tahun naik pas perayaan acara adatnya. Diluar waktu itu, kami tidak berani karena gunung itu tidak sama dengan gunung lain yang ada diluar sana,” katanya penuh heran.
“Kita tidak tau dengan kegiatan ini, namun sudah dekat-dekat kegiatan kita baru tau makanya kami juga agak keberatan jika kegiatan ini apa lagi harus kepuncak tanpa koordinasi dengan masyarakat. Sudah kami dan nenek moyang kami yang jaga tempat diatas namun kenapa kali ini ada kegiatan disini kami tidak diberitahu,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak panitia dan EO tidak ada yang bisa dihubungi.
Editor: Adhil