MOSKOW, suryametro.id – Rusia telah menguji tembak 12 rudal jelajah hipersonik Zircon (Tsirkon) baru dari sebuah fregat dan kapal selam selama pekan lalu. Manuver ini di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) yang semakin memanas terkait krisis Ukraina.
“Project 22350, Admiral Gorshkov, berhasil melakukan serangkaian uji coba rudal hipersonik Zircon, total sekitar 10 peluncuran,” tulis kantor Interfax, Jumat (31/12/2021) mengutip Armada Utara Rusia.
“Project 885, Severodvinsk, kapal selam tenaga nuklir kelas Yasen, melakukan dua uji tembak rudal Zircon,” lanjut laporan tersebut.
Pekan lalu, Rusia telah mengonfirmasi bahwa militernya berhasil menembakkan salvo simultan dari rudal hipersonik Zircon-nya.
Rusia sebelumnya juga telah melakukan sejumlah uji coba rudal jelajah hipersonik Zircon yang berhasil.
Namun, ini adalah pertama kalinya pihak berwenang Rusia melaporkan uji peluncuran simultan yang sukses dari beberapa rudal Zircon. Sekarang, sepertinya lebih banyak detail peluncuran telah muncul.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memuji senjata itu sebagai bagian dari generasi baru sistem senjata yang tak tertandingi. Dia menyebutnya sebagai “peristiwa besar dalam kehidupan negara”.
Dia menambahkan bahwa itu adalah langkah substansial dalam meningkatkan kemampuan pertahanan Rusia.
Rusia, Amerika Serikat, Prancis, dan China semuanya telah bereksperimen dengan apa yang disebut kendaraan luncur hipersonik-yang didefinisikan sebagai senjata yang mencapai kecepatan setidaknya Mach 5.
Peluncuran itu dikonfirmasi di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Selama percakapan telepon 50 menit dengan Biden pada hari Kamis waktu AS, Putin diancam bahwa Rusia akan mendapat sanksi baru yang keras jika mengusik Ukraina.
“Saya menjelaskan kepada Presiden Putin bahwa jika dia membuat langkah lagi, jika dia masuk ke Ukraina, kami akan memiliki sanksi berat,” kata Biden kepada wartawan saat meninggalkan restoran Wilmington, Delaware.
“Kami akan meningkatkan kehadiran kami di Eropa, dengan sekutu NATO kami, dan akan ada harga yang harus dibayar untuk itu,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Sabtu (1/1/2022).
Sumber: sindonews.com