Terbaik Tangani Stunting, Pemkab Buton Dapat Penghargaan Satu Mobil Operasional

102 views
Gubernur Sultra, Ali Mazi saat menyerahkan satu Unit mobil kepada Bupati Buton La Bakry -Doc: Kominfo Buton

BUTON, suryametro.id – Berdasarkan hasil penilaian atas kinerja pencegahan stunting di tahun 2020 dan 2021, Kabupaten Buton terpilih sebagai juara I dalam pelaksanaan penilaian kinerja Konvergensi Intervensi penurunan stunting terintegrasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)

Oleh sebab itu, sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan tersebut, Gubernur Sultra H Ali Mazi SH menyerahkan kendaraan Dinas Operasional Rumah Cegah Stunting kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Buton

Penyerahan satu unit jenis Toyota Hilux itu, langsung diserahkan secara simbolis kepada Bupati Buton Drs La Bakry MSi, di Aula Bupati Buton, Kompleks Perkantoran Takawa, Selasa (16/11/2021)

Dalam sambutannya, Gubernur Sultra mengatakan, prevalensi stunting di Sultra dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini dapat dilihat, dari hasil riset kesehatan dasar yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun.

“Hasil presentase prevalensi stunting dua tahun terakhir untuk Kabupaten Buton di tahun 2010 sebesar 26.5 persen, tahun 2020 sebesar 22.3 persen dan sampai bulan Oktober 2021 sebesar 22.7 persen,” jelasnya.

Lanjunya, ia berpesan agar mobil tersebut bisa digunakan dengan sebaik-baiknya, dalam rangka mendukung kinerja petugas pelayanan kesehatan, khususnya yang membidangi pencegahan dan penanganan stunting.

“Saya pun berharap, kegiatan penanggulangan dan pencegahan stunting di daerah ini dapat terus dilakukan, melalui berbagai inovasi daerah dalam mewujudkan Sultra bebas stunting,” ungkapnya.

Kemudian, menurut orang nomor satu di Sultra itu, salah satu kegiatan inovasi yang melibatkan masyarakat, melalui pencegahan dan penanggulangan stunting di sultra adalah Rumah Cegah Stunting (RCS), yang merupakan implementasi pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat.

“Saya minta intervensi tidak hanya dilakukan oleh tim penanganan stunting, tetapi dilaksanakan oleh semua sektor terkait. Sebab, tingkat keberhasilan program dipengaruhi oleh sektor non kesehatan,” turupnya.(Adm)