JAKARTA, suryametro.id – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memperkirakan kebutuhan minyak goreng masyarakat mencapai 5,7 juta liter pada tahun ini. Kebutuhan tersebut datang dari berbagai kelas konsumen mulai dari masyarakat hingga pelaku usaha.
“Dapat kami sampaikan bahwa kebutuhan minyak goreng nasional pada tahun 2022 adalah sebesar 5,7 juta liter,” kata Lutfi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022).
Dari jumlah tersebut, masyarakat yang mengkonsumsi minyak goreng curah untuk kebutuhan rumah tangga mendominasi kebutuhan minyak goreng tahunan yakni sebesar 2,4 juta liter atau setara 42 persen.
Mayoritas Harga Pangan Turun, Cabai Rawit Hijau Jadi Rp40.850 per Kg
Kemudian, disusul oleh minyak goreng curah untuk kebutuhan industri yakni sebesar 1,8 juta liter atau setara 32 persen dari total kebutuhan minyak goreng nasional.
Minyak goreng kemasan premium menduduki posisi ketiga dengan pangsa pasar sebesar 22 persen atau setara 1,2 juta liter. Sementara itu, minyak goreng kemasan sederhana menjadi yang terakhir dengan pangsa pasar sebesar 4 persen atau setara 231 ribu liter.
Lutfi menjelaskan saat ini kebijakan minyak goreng satu harga yakni Rp14 ribu per liter masih tetap berlaku secara nasional. Namun, nantinya harga minyak goreng kembali diturunkan menjadi Rp11.500 per liter mulai Selasa (1/2) besok.
Sebagai informasi, minyak goreng curah akan dihargai sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium dihargai sebesar Rp14.000 per liter.
Keputusan ini diteken Lutfi melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 tentang Harga Eceran Tertinggi untuk Minyak Goreng Sawit. Dengan begitu, kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000 per liter otomatis akan dihapuskan mulai besok.
Sumber: cnnindonesia.com