JAKARTA, suryametro.id – Rusia mengklaim telah berhasil membendung kedatangan para “tentara bayaran” asing di Ukraina selama sebulan terakhir, dan telah membunuh “ratusan” dari mereka.
“Ratusan tentara bayaran asing di Ukraina telah dihancurkan dengan senjata presisi jarak jauh Rusia, tak lama setelah kedatangan mereka untuk menjalani pelatihan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (2/6/2022).
“Sebagian besar tentara bayaran telah dihancurkan di zona pertempuran karena tingkat pelatihan mereka yang rendah dan kurangnya pengalaman tempur yang sebenarnya,” imbuh kementerian.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Rusia telah berhasil membendung kedatangan para tentara bayaran asing di Ukraina. Militer Rusia memperkirakan jumlah mereka saat ini di Ukraina sekitar 3.500.
Sejak awal Mei, kedatangan tentara bayaran asing “hampir mengering,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, memperkirakan bahwa jumlah total “hampir setengahnya dari 6.600 menjadi 3.500 orang.”
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina untuk “de-militerisasi” dan “denazifikasi” negara pro-Barat tersebut.
Seorang pejabat Eropa mengatakan pada bulan April lalu, bahwa hingga 20.000 tentara bayaran dari perusahaan militer swasta Rusia, Grup Wagner, serta dari Suriah dan Libya, bertempur bersama pasukan Moskow di Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut bahwa antara 60 dan 100 tentara Ukraina tewas di medan tempur setiap hari. Sekitar 500 tentara lainnya terluka setiap hari dalam perang.
“Situasi di timur sangat sulit,” kata Zelensky dalam wawancara dengan jaringan media Amerika Serikat, Newsmax seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (2/6/2022).
“Kami kehilangan 60 hingga 100 tentara per hari, tewas dalam aksi, dan sekitar 500 orang terluka dalam aksi,” kata pemimpin berusia 44 tahun itu, berbicara melalui seorang penerjemah.
Tingkat kematian yang tinggi terjadi ketika pasukan Ukraina mencoba untuk menghalangi pasukan Rusia yang berusaha untuk mengambil alih penuh wilayah paling timur Luhansk.
Pasukan Rusia saat ini dilaporkan hampir menguasai kota Severodonetsk, setelah pengepungan yang melibatkan artileri intens dan pemboman udara. “Kami sedang mempertahankan batas pertahanan kami di timur,” ujar Zelensky.
Sumber: detik.com