WHO Minta Negara Kaya Tunda Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19

74 views
Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Christopher Black/WHO/Handout via REUTERS

JAKARTA, suryametro.id – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan moratorium suntikan ketiga vaksin Covid-19 yang kini dilakukan oleh negara-negara kaya. Pemberian suntikan ketiga itu setidaknya dimoratorium hingga akhir September 2021.

Moratorium vaksin ketiga Covid-19 dilakukan agar sedikitnya 10 persen dari populasi setiap negara telah divaksinasi. Seruan untuk menghentikan booster vaksin Covid-19 karena lebarnya kesenjangan antara tingkat inokulasi di negara-negara kaya dan miskin.

“Saya memahami keprihatinan semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global untuk menggunakan lebih banyak lagi (vaksin),” ujar Tedros.

Negara-negara berpenghasilan tinggi memberikan sekitar 50 dosis untuk setiap 100 orang pada bulan Mei. Jumlah itu naik dua kali lipat menurut WHO. Sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang, karena kurangnya pasokan.

“Kami butuh situasi yang berbalik, dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi ke negara-negara berpenghasilan rendah,” kata Tedros.

Beberapa negara telah mulai menggunakan atau mulai menimbang kebutuhan akan dosis booster. Jerman mengatakan pada Senin akan mulai menawarkan suntikan pendorong kepada orang-orang yang rentan mulai September.

Uni Emirat Arab juga akan mulai memberikan suntikan booster untuk semua orang yang divaksinasi lengkap yang dianggap berisiko tinggi, tiga bulan setelah dosis vaksin kedua mereka dan enam bulan untuk orang lain.

Pekan lalu, Presiden Israel Isaac Herzog menerima suntikan ketiga vaksin covid-19. Israel juga memulai kampanye untuk memberikan dosis booster kepada orang berusia di atas 60 tahun di negara itu.

Amerika Serikat pada bulan Juli menandatangani kesepakatan dengan Pfizer Inc dan mitra Jerman BioNTech untuk membeli 200 juta dosis tambahan vaksin covid-19 untuk membantu vaksinasi anak serta kemungkinan suntikan booster.

Sumber: Tempo.co