ANDOOLO, suryametro.id – Seorang siswi SMA di Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), diduga diperkosa tiga pria secara bergiliran, usai diajak pulang dari acara Molulo (tarian adat Tolaki) disalah satu Desa di Kecamatan Angata.
Pelajar berusia 17 tahun itu, kini mengalami kelainan trauma dan sakit-sakitan, setelah diperkosa tiga pria dengan inisial ED, FB dan AD, pada Desember 2020 lalu.
Awalnya, korban dengan inisial IR bersama teman wanitanya AC, dijemput salah satu tesrangka AD, untuk pergi Molulo. Usai acara itu, korban dan temannya meminta untuk pulang. Akan tetapi, tersangka AD bukan mengatar korban dan temannya pulang melainkan membawa keduanya ke rumah tersangka lainnya dengan inisial FB.
Setibahnya di rumah FB yang saat itu bersama ED, AD langsung menarik korban dengan paksa masuk kedalam hutan yang tidak jauh dari rumah FB. Sedangkan teman korban dengan inisial AC dimasukan kedalam rumah yang rencananya juga ingin diperkosa.
“Didalam hutan tidak terjadi apa-apa, karena kedua teman AD datang. Sedangkan AC berhasil melarikan diri setelah FB dan ED datang mencari kami didalam hutan,” ungkap IR, korban pemerkosaan saat dikonfirmasi di Polsek Polsek Angata, Senin (22/3/2021)
Tidak lama kemudian, ED dan FB menarik paksa korban masuk ke dalam rumah, dengan alasan ingin menyelamatkan korban dari AD. Meski korban melonak, para tersangka tetap memaksa agar mau masuk didalam kamar.
“Saya ditinggalkan bersama ED didalam kamar dan memaksa saya agar membuka celana,” bebernya.
Setelah ED berhasil melampiaskan birahinya, korban yang saat itu ingin memakai celananya, tiba-tiba FB masuk lalu memaksanya untuk kembali berhubungan badan.
Rasa ingin melawan dan berterial ingin dilakukan korban saat digauli orang kedua, namun ia tidak berdaya, sebab korban diancam mau dibunuh apabila ia melawan.
“AD juga menerobos masuk kamar, sama dengan sebelumnya, saya dipaksa dan diancam dibunuh jika tidak melayaninya,” tuturnya.
Setelah para tersangka sudah puas dengan apa yang telah dilakukan, dengan keadaan lemas korban keluar kamar sambil menangis. Tidak kuat dengan apa yang dialami, korbanpun pingsan dan tersadar sudah pukul 05.00 wita.
“Setah sadar, saya langsung diantar pulang oleh AC dan AD menggunakan motor,” ucapnya.
Kejadian tersebut terungkap, setelah paman korban Nurlan melihat korban mengalami kelainan, trauma dan sakit-sakitan. Awalnya korban tidak mau menceritakan kejadian tersebut, namun setelah pamannya mencari tahu. Akhirnya ia mau jujur bahwa dirinya telah diperkosa.
Atas dasar itu, pihaknya telah melaporkan di Polsek Angata dengan nomor laporan polisi No Pol :STMB/24/III/2021/Sek Angata pada 14 Maret 2021 yang diterima oleh AIPDA Soni Palalo.
“Laporannya telah diterima Polsek Angata, bahkan saksi yang diminta, telah kita hadirkan untuk dimintai kebenaran informasi ponakan saya itu. Keluarga sangat mengharapkan keadilan hukum, atas apa yang menimpah Ir, dan segera menahan para pelaku,” harapnya.
Reporter: Udin
Editor: Herman Erlangga