JAKARTA, suryametro.id – Beredar informasi di media sosial soal adanya biaya tilang baru di Indonesia. Di sana disebutkan nominal biaya sejumlah pelanggaran lalu lintas.
Kasubdit Laka Dit Gakkum Korlantas Polri, Kombes Agus Suryo Nugroho angkat bicara terkait kabar yang beredar. Agus memastikan informasi adanya biaya tilang baru itu hoax.
“Hoax,” kata Agus melalui pesan singkat kepada detikcom, Minggu (31/1/2021).
Agus enggan berkomentar lebih lanjut. Dia hanya menyatakan kabar yang beredar tidak benar.
Melalui akun instagram resmi divisihumaspolri, juga menjelaskan informasi yang beredar tidak benar. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo disebut tidak pernah mengeluarkan perintah terkait biaya tilang.
“Telah beredar informasi di media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp yang mengatakan bahwa Kapolri memerintahkan seluruh personelnya untuk memancing dan membuktikan ada warga yang menyuap Polisi di jalan raya akan mendapatkan bonus dari Kapolri sebesar Rp 10 juta/1 orang warga, serta yang menyuap akan dikenakan hukuman 10 tahun,” tulis akun divisihumaspolri.
“Divisi Humas Polri memastikan bahwa informasi yang beredar itu adalah TIDAK BENAR atau HOAX!. Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., tidak pernah memberikan instruksi atau perintah seperti informasi tersebut,” sambungnya.
Berikut hoax biaya tilang yang beredar:
- Tidak ada STNK Rp. 50, 000
- Tdk bawa SIM Rp. 25,000
- Tidak pakai Helm Rp. 25,000
- Penumpang tidak Helm Rp. 10,000
- Tidak pake sabuk Rp. 20,000
- Melanggar lampu lalin Mobil Rp. 20,000 dan Motor Rp. 10.000
- Tidak pasang isyarat mogok Rp. 50,000
- Pintu terbuka saat jalan Rp. 20,000
- Perlengkapan mobil Rp. 20,000
- Melanggar TNBK Rp. 50,000
- Menggunakan HP/SMS Rp. 70,000
- Tidak miliki spion, klakson Motor Rp. 50,000 dan Mobil Rp. 50,000
- Melanggar rambu lalin Rp. 50,000.
Sumber: detik.com